Senin, 26 September 2011

Makalah Ujian Nasional

BAB I
PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang
Apakah Ujian Nasonal merupakan solusi perbaikan pendidikan kita. Berpikir lebih jernih, adanya asumsi yang mengemuka tersebut terkesan tidak berdasar. Ketika kita berbicara tentang pendidikan sebagai sebuah sistem, evaluasi tentu dibutuhkan dalam setiap jenjang pendidikan. Evaluasi diperlukan untuk menilai seberapa jauh capaian kompentensi siswa dengan kompetensi ideal yang menjadi tujuan pembelajaran di setiap jenjang pendidikan.
Maksud dari wajib belajar tentu saja bukan sekadar memasuki bangku sekolah, namun juga menegaskan adanya tanggung jawab moral untuk membekali siswa dengan aneka kemampuan sesuai potensi yang dimilikinya. Wajib belajar tidak berarti dengan sesukanya menaikkan kelas ataupun meluluskan siswa.
Sekadar menaikkan kelas atau meluluskan siswa yang ternyata belum memenuhi standar kompetensi bisa dikatakan merupakan tindakan salah kaprah. Selain memiliki kewajiban belajar, siswa pada dasarnya juga memiliki hak untuk belajar. Dengan kata lain, kewajiban dan hak belajar semestinya berjalan beriringan dalam upaya meningkatkan kapasitas dan kemampuan siswa.
Jika dalam evaluasi siswa belum berhasil mencapai kompetensi yang menjadi tujuan pendidikan, maka siswa berhak belajar meningkatkan kompetensinya. Bahkan, tidak ada salahnya bagi siswa untuk mengulang belajar satu tahun lagi agar kompetensi yang dimilikinya selaras dengan tujuan dari jenjang pendidikan yang ditempuhnya.
Ditarik garis lurus, jika UN dikatakan menghambat program wajib belajar, maka ujian sekolah pun diasumsikan sama. Pendek kata, sekolah tak perlu lagi menyelenggarakan sistem evaluasi, entah itu ujian sekolah ataupun UN, karena menyebabkan siswa yang memiliki nilai dibawah rata-rata tidak lulus. Dengan adanya siswa yang tidak lulus berarti program wajib belajar dipertanyakan. Sekali lagi, pola pikir seperti itu salah kaprah.
Kita memang harus berpikir jernih mengenai penerapan UN SD ini. Kelayakan penyelenggaraan UN SD hendaknya jangan dikait-kaitkan dengan program wajib belajar. Bagaimana pun, program wajib belajar bisa terlaksana meskipun UN SD diselenggarakan, bahkan UN tidak ada sekalipun. Perlu atau tidaknya UN SD harus didasarkan pada konsesus stakeholders pendidikan. Yang perlu diingat, evaluasi tak bisa diabaikan, apa pun bentuk evalusi tersebut.Sebagaimana diutarakan di muka, pendidikan sebagai sebuah sistem tentu
memerlukan adanya evaluasi. Selain evaluasi, sistem pendidikan juga mengandung tujuan/kompetensi, isi, dan strategi. Ada tujuan/kompetensi pendidikan dalam setiap jenjang pendidikan yang ingin diwujudkan dan dituangkan dalam isi pendidikan. Untuk mentransformasikan isi pendidikan kepada siswa membutuhkan strategi pencapaian tujuan/kompetensi pendidikan. Evaluasi dilakukan untuk menilai apakah tujuan pendidikan telah tercapai setelah isi pendidikan ditransformasikan dengan aneka bentuk strategi. Salah satu pengevaluasian itu menyangkut siswa sebagai input dan output pendidikan yang menjalani proses pendidikan. Dari penjabaran sederhana tersebut siswa dikatakan tidak naik kelas/tidak lulus karena masih ada kesenjangan antara tujuan/kompetensi pendidikan yang hendak dicapai dengan kondisi obyektif siswa.
Dalam hal ini, munculnya gejala ditabukannya kata tidak lulus atau tidak naik kelas dalam dunia pendidikan perlu dikoreksi. Tidak lulus atau tidak naik kelas yang sering kali dikatakan mengebiri hak pendidikan siswa tak sepenuhnya tepat. Dengan tidak lulus atau tidak naik kelas, siswa tetap mendapatkan hak pendidikan. Jika siswa belum mencapai tujuan/kompetensi pendidikan yang diidealkan, maka siswa memiliki hak untuk belajar kembali. Lebih tegas lagi, lulus/tidak lulus atau naik kelas/tidak naik kelas merupakan hak dalam pendidikan.
Jadi, apa salahnya siswa tidak lulus atau tidak120 naik kelas? Pada titik ini, kita tentu tidak lupa bahwa sekolah sebagai institusi pendidikan memiliki tanggung jawab moral untuk meningkatkan kualitas siswa agar dapat menjalani kehidupan di masa kini dan masa depan. Bukankah menyiapkan siswa untuk terjun ke dunia nyata dengan kualitas memadai merupakan fungsi dari sekolah? Nah, relakah nurani kita meluluskan siswa dengan asal lulus dan membiarkan mereka menghadapi realita kehidupan minim kemampuan?
Memang diakui jika persoalan terkait kebijakan UN SD memang tidaklah sederhana. Berbagai pihak yang menentang diterapkannya UN SD juga beranjak dari fakta empiris selama ini. Diakui atau tidak, penerapan UN memang menimbulkan kerunyaman dunia pendidikan. Kenyataan di lapangan menunjukkan orientasi sekolah sekadar mengejar target lulus UN.
Jam tambahan untuk memperdalam materi pelajaran yang diujikan dalam UN diselenggarakan pihak sekolah. Selain itu, program uji coba UN tak ketinggalan masuk dalam agenda pihak sekolah, bahkan sekolah seolah-olah telah berubah wajah menjadi tempat bimbingan tes.
Ditilik lebih jauh, pola belajar menjelang UN sedikit banyak menimbulkan keprihatinan. Peserta didik calon peserta UN terus dipacu mendalami prediksi materi UN dan acap kali lebih tertuju pada hafalan dan menjawab soal-soal pilihan ganda. Hakikat belajar untuk membentuk sikap dan perilaku peserta didik menjadi terabaikan. Sekolah sebagai institusi pendidikan bisa dikatakan telah kehilangan ruh untuk mendidik siswa.
Menurut pandangan penulis, perilaku pihak sekolah sebagaimana disebutkan di atas tidak melulu akibat dari kebijakan UN. Perilaku di atas muncul justru dari penyikapan tidak tepat pihak sekolah dalam memosisikan UN. Pihak sekolah seharusnya bersikap wajar-wajar saja dan menjalankan proses belajar mengajar sebagaimana mestinya. Penyikapan yang kurang tepat juga tampak dari kasus kecurangan yang kerap kali terjadi selama hajatan UN.
Memang diakui jika kasus kecurangan berangkat dari kekhawatiran terhadap ketidaklulusan siswa. Pihak sekolah memiliki tujuan agar siswasiswanya
minimal memenuhi standar nilai kelulusan dan atas dasar itulah segala upaya dilakukan meskipun dengan cara tidak benar. Kalau kita melihat lebih jernih, perilaku kecurangan sebenarnya tidak hanya terkait dengan penyelenggaraan UN. Dalam ujian sekolah yang diselenggarakan pihak sekolah pun kecurangan selalu muncul, bahkan pihak sekolah sering mengatrol nilai siswa-siswanya agar bisa berhasil lulus.
Maka itu, argumen untuk meniadakan UN karena menyebabkan maraknya kecurangan-kecurangan dalam dunia pendidikan juga terkesan mengada-ada. Disadari atau tidak, penyikapan keliru pihak sekolah itu akibat dari ketidaksamaan persepsi stakeholders pendidikan di Tanah Air. UN selalu saja diasumsikan sebagai penentu tunggal kelulusan, padahal masih ada kriteria lain dalam meluluskan siswa.
Dalam hal PP No 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) Pasal 72 Ayat 1 disebutkan bahwa siswa dinyatakan lulus dari satuan pendidikan dasar dan menengah setelah : (a) menyelesaikan seluruh program pembelajaran; (b) memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan; (c) lulus ujian sekolah/madrasah untuk kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi, dan (d) lulus ujian nasional.
Mengacu pada PP tersebut, tidak ada mata pelajaran yang dianaktirikan akibat dari kebijakan UN. Mata pelajaran, baik yang diujikan maupun yang tidak diujikan dalam UN, tetap sama-sama penting. Bukankah mata pelajaran non-UN diujikan dalam ujian sekolah yang merupakan salah satu kriteria dalam meluluskan siswa? Akhlak dan budi pekerti siswa pun tak dilalaikan dalam meluluskan siswa dari jenjang pendidikan.
Disini penyusun akan menyajikan mengenai pengertian UN, pro dan kontra, prolematika UN, Pelaksanaan UN, problematika dan UN di lapangan.

1.2 Tujuan
1.      Melengkapi tugas mata kuliah dasar-dasar pendidikan.
2.      Memberikan informasi mengenai Ujian Nasional secara umum kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

Lebih lengkapnya makalah ini, silahkan download melalui link dibawah ini

Makalah Bulu Tangkis

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Bulu tangkis (sering disingkat bultang) atau badminton adalah suatu olahraga raket yang dimainkan oleh dua orang (untuk tunggal) atau dua pasangan (untuk ganda) yang saling berlawanan.
Mirip dengan tenis, bulu tangkis bertujuan memukul bola permainan ("kok" atau "shuttlecock") melewati jaring agar jatuh di bidang permainan lawan yang sudah ditentukan dan berusaha mencegah lawan melakukan hal yang sama.
Bulu tangkis merupakan salah satu olahraga yang digandrungi oleh masyarakat Indonesia. Mulai dari anak-anak sampai orang dewasa, banyak yang gemar memainkan olahraga bulu tangkis. Oleh karena itu disini penyusun mencoba untuk memberikan informasi kepada pembaca mengenai sejarah, partai, lapangan, peralatan, memainkan bulu tangkis, teknik dasar, dan induk organisasinya.

1.2. Tujuan
1.      Melengkapi tugas mata kuliah umum bulu tangkis.
2.      Memberikan informasi mengenai bulu tangkis secara umum kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

Lebih lengkapnya makalah bulu tangkis ini, silahkan download melalui link di bawah ini

Kumpulan Soal-Soal PDM

Merupakan suatu yang tidak bisa dibantah bahwa logika, penalaran, dan argumentasi sangat sering digunakan didalam kehidupan nyata sehari-hari, didalam mata pelajaran matematika sendiri maupun mata pelajaran lainnya.
Dibawah ini merupakan kumpulan soal-soal PDM:

Download Kumpulan Soal PDM

Minggu, 25 September 2011

Materi Perkuliahan DDP

Pendidikan adalah upaya mengembangkan potensi-potensi manusiawi peserta didik baik potensi fisik potensi cipta, rasa, maupun karsanya, agar potensi itu menjadi nyata dan dapat berfungsi dalam perjalanan hidupnya. Dasar pendidikan adalah cita-cita kemanusiaan universal. Pendidikan bertujuan menyiapkan pribadi dalam keseimbangan, kesatuan. organis, harmonis, dinamis. guna mencapai tujuan hidup kemanusiaan. 

Dibawah ini materi perkuliahan dasar-dasar pendidikan dalam bentuk ppt


Download ppt asas-asas pendidikan

Download ppt historis pendidikan


Download ppt Dasar-dasar pendidikan Landasan Pendidikan


Download ppt lingkungan pendidikan


Download ppt pendidikan dan pembangunan


Download ppt pendidikan sebagai sistem


Download ppt pengertian dan tujuan dasar


Download ppt permasalahan pendidikan

Senin, 25 Juli 2011

Teori Himpunan

Konsep himpunan pertama kali dikemukakan oleh seorang matematikawan Jerman yang bernama George Cantor (1845 – 1918).  Himpunan (set) termasuk unsur primitif atau unsur yang tidak didefinisikan. 
Secara intuitif, himpunan (set) dapat diartikan sebagai kumpulan objek-objek yang terdefinisi dengan jelas.
Sesuai dengan pengertian di atas, suatu kumpulan merupakan himpunan apabila dapat ditentukan apakah suatu objek merupakan anggota atau bukan anggota dari kumpulan tersebut.  Oleh karena itu, kumpulan objek yang keanggotaannya tidak jelas tidak dapat disebut himpunan.
Untuk Lebih lengkapnya mengenai materi ini silahkan download materi dibawah ini.

Selasa, 05 Juli 2011

Geometri Dasar

Suatu titik menyatakan letak atau posisi dari sesuatu yang tidak mempunyai ukuran, maka titik tidak mempunyai ukuran. Dikatakan bahwa titik berdimensi nol (tak  berdimensi). Dalam pembelajarannya, titik dapat digambar sebagai noktah, dan dapat dimodelkan dengan suatu benda yang berukuran bulat kecil. Titik diberi nama dengan satu huruf kapital.
Untuk lebih lengkapnya mengenai materi geometri dasar, silahkan download materi di bawah ini:
Download Materi Geometri Dasar

Kamis, 26 Mei 2011

Macromedia Flash

Macromedia Flash adalah sebuah program animasi yang telah banyak digunakan para animator untuk menghasilkan animasi yang professional. Diantara program-program animasi yang ada, Macromedia Flash merupakan program paling fleksibel dalam pembuatan animasi, seperti animasi interaktif, game, company profile, presentasi, movie, dan tampilan animasi lainnya.


Keunggulan dari jenis Macromedia Flash dibandingkan program yang lain yang sejenis antara lain:
  • Ø  Dapat membuat tombol interaktif dengan sebuah movie atau objek lain.
  • Ø  Dapat membuat perubahan transparansi warna dalam movie
  • Ø  Membuat perubahan animasi dari satu bentuk ke bentuk lain
  • Ø  Dapat membuat gerakan animasi dengan mengikuti mengikuti alur yang telah ditetapkan
  • Ø  Dapat dikonversi dan dipublikasikan (publish) ke dalam beberapa tipe, di antaranya adalah: swf, html, jpg,png,exe, mov.

Berikut adalah istilah-istilah dalam program flash

Istilah
Keterangan
Properties
Suatu cabang perintah dari suatu perintah lain
Animasi
Sebuah gerakan objekmaupun teks yang dapat diatur sedemikian rupa sehingga kelihatan hidup
Action Script
Suatu perintah yang diletakkan pada suatu frame atau objek sehingga frame atau objek tersebut akan menjadi interaktif
Movie Clip
Suatu animasi yang dapat digabungkan dengan animasi atau objek yang lain
Frame
Suatu bagian dari layer yang digunakan untuk mengatur pembuatan animasi
Scene
Jika di program power point, sering disebut slide, adalah layar yang digunakan untuk menyusun objek-objek, baik berupa teks atau gambar
Time Line
Bagian lembar kerja yang digunakan untuk menampung layer
Masking
Suatu perintah yang digunakan untuk menghilangkan isi suatu layer, dan isi layer tersebutt akan tampak saat movie dijalankan
Layer
Sebuah nama tempat yang digunakan untuk menampung satu gerakan objek sehingga jika ingin membuat gerakan lebih dari satu objek, sebaiknya diletakkan pada layer tersendiri
Keyframe
Suatu tanda yang digunakan untuk membatasi suatu gerakan animasi.

Rabu, 25 Mei 2011

Macromedia Flash Suku Banyak

Masih ingatkah kamu peristiwa kecelakaan pesawat yang terjadi di Indonesia? Ternyata kecelakaan pesawat itu disebabkan oleh banyak sekali faktor. Beberapa diantaranya yaitu kesalahan manusia, masalah navigasi, cuaca, kerusakan mesin, badan pesawat yang sudah tidak memenuhi syarat, dan lain-lain. Jika faktor-faktor tersebut diberi nama suku x1, x2, x3, .....xn maka terdapat banyak suku dalam satu kesatuan. Dalam ilmu matematika, hal demikian dinamakan suku banyak.
Berikut ini adalah materi suku banyak dalam bentuk macromedia flash agar lebih menarik dalam pembelajaran dan lebih mudah untuk dipahami.

Selasa, 24 Mei 2011

Dimensi Tiga Irisan Pada Bangun Ruang

Geometri merupakan cabang matematika yang mempelajari titik, garis, bidang, dan benda-benda ruang serta sifat-sifatnya, ukuran-ukurannya dan hubungannya satu sama lain. Jadi geometri bisa dipandang sebagai pengetahuan yang mempelajari tentang ruang. Dalam geometri objek yang dibicarakan merupakan benda-benda pikiran yang sidatnya abstrak, sehingga pada membicarakan objek itu khususnya pada kegiatan belajar-mengajar dalam kelas, objek yang abstrak itu, misalnya balok, kubus, prisma, maupun limas perlu ditunjukan padanannya dalam bentuk benda konkrit. Benda konkrit dapat diamati sehingga lebih mudah dipahami. Bentuk konkrit dari suatu benda pikiran dapat berupa model atau gambar dari benda yang dimaksud. Pada waktu membicarakan tentang kubus, dalam kelas sebaiknya kita siapkan gambar kubus atau model kubus. Untuk mempermudah itu semua maka perlu adanya media pembelajaran yang mampu mepermudah itu semua. Jadi kita tidak perlu capek-capek menggambar di papan tulis, tapi cukup menggunakan media ppt. Berikut adalah ppt bermaterikan dimensi tiga irisan pada bangun ruang.

Download ppt Dimensi Tiga Irisan Pada Bangun Ruang

Jumat, 20 Mei 2011

HIMPUNAN DAN HIMPUNAN BAGIAN

1.         PENGERTIAN HIMPUNAN (Secara Intuitif):
            Kumpulan objek-objek yang terdefinisi dengan jelas.

2.         NOTASI HIMPUNAN
            Biasanya suatu himpunan dinyatakan dengan huruf kapital.
            Misal  A  suatu himpunan.  “ x Î A”  bermakna  x  anggota atau elemen dari  A.
“ x  Î  A”  bermakna  x  bukan anggota atau bukan elemen dari  A.

3.         CARA UNTUK MENYATAKAN HIMPUNAN:
      a. Deskripsi:  dengan menyebutkan syarat keanggotaannya secara verbal.
b. Daftar (Rooster):  dengan mendaftar anggotanya, yang dipisahkan dengan tanda koma, diantara dua kurung kurawal.
c. Notasi Pembentuk Himpunan (Rule/Aturan):
    Diantara dua kurung kurawal, anggota himpunan dinyatakan dengan variabel diikuti tanda “:” atau  “│” atau “/” yang dilanjutkan dengan menyebutkan syarat keanggotaannya.

4.         BILANGAN KARDINAL:
            Bilangan yang menyatakan banyaknya anggota suatu himpunan.
            Bilangan kardinal dari himpunan A ditulis dengan “n(A)”.

5.      HIMPUNAN KOSONG:
Himpunan yang tidak memiliki anggota.  Dinotasikan dengan  “{}” atau “Ø”.

6.      HIMPUNAN SEMESTA
Himpunan yang memuat semua anggota yang dibicarakan.   Dinotasikan dengan  “S” atau “U”.

7.      DENUMERABLE
Suatu himpunan disebut finite (hingga) apabila terdapat korespondensi satu-satu antara himpunan tersebut dengan  n  segmen bilangan asli yang pertama.
Himpunan infinite yang berkorespondensi satu-satu dengan himpunan bilangan asli disebut denumerabel.

8.      HIMPUNAN TERBILANG (COUNTABLE SET):
Himpunan terbilang adalah himpunan yang finit atau denumerabel.

9.         HIMPUNAN TERBATAS (BOUNDED SET)
Misal  A  suatu himpunan bilangan. A dikatakan terbatas di atas apabila ada bilangan riil  c  sedemikian sehingga untuk setiap a Î A berlaku  a ≤ c .  A dikatakan terbatas di bawah apabila ada bilangan riil  d  sedemikian sehingga untuk setiap a Î A berlaku  a ≥ d .  A dikatakan terbatas di atas apabila  A terbatas di bawah dan terbatas di atas.


10.      HIMPUNAN YANG SAMA
            Dua himpunan disebut sama bila anggota kedua himpunan tersebut sama.

11.       HIMPUNAN YANG EKUIVALEN
Dua himpunan disebut ekuivalen bila terdapat korespondensi satu-satu antara kedua himpunan tersebut.

12.       HIMPUNAN BAGIAN
Himpunan P disebut himpunan bagian dari himpunan Q apabila setiap anggota P merupakan anggota Q.  (dalam hal ini ditulis “P Ì Q”)

My Blog List

Featured Posts